Limpa

Semua Bisa Dikalahkan, Kecuali Tuhan dan Orang Tua.

Yang penting Indonesia bisa menang. Mau dimainkan kapan saja tidak masalah.

Dukungan supporter membuat semangat saya meningkat menjadi 2 kali lipat. namun dukungan dari keluargalah yang menjadikan semangat saya meningkat 10 kali lipat.

Saya tak pernah menganggap enteng siapapun lawan saya tapi saya juga tak pernah takut siapapun lawan yang akan saya hadapi. karena yang saya tahu kalau kita ini sama-sama minum air.

Saya takan pernah berhenti berlari sebelum pluit akhir berbunyi.

Tak ada yang perlu di takuti, begitupun dengan tuhan. karena tuhan itu untuk kita taati bukan kita takuti. apalagi hanya sekedar korea, mereka hanya perlu kita hormati bukan untuk kita takuti.

Nafas dari Tuhan, raga dari ibu, jiwa dari ayah dan semangat dari kalian (supporter). untuk Indonesia.

Bola itu sahabat saya, mangkanya saya selalu memeluk dan menciumnya di setiap pertandingan, dan seorang sahabat takan mungkin menghianati sahabatnya.

Kita lupakan dulu tentang malaysia, karena saingan kita sekarang adalah jepang. setelah itu mungkin kita akan mulai membicarakan tentang spanyol dan brazil.

Tackle sekeras apapun takan membuat saya takut untuk terus Berlari.

Kalau jadi juara jangan berharap hadiahnya uang, jadi juara itu yang terpenting belajar melawan diri sendiri. karena Nasionalisme adalah pengabdian tanpa pamrih.

Permainan kami adalah kombinasi dari ikhlas, kerja keras, doa, dan tawakkal.

Kita melebur menjadi satu bagian yang tak terpisahkan. Saling isi kekurangan satu sama lain sehingga menjadi sesuatu yang utuh yang sempurna.

Tim ini memang religius, walau kami punya jalan masing-masing menuju Tuhan. namun kami tetap berada dalam satu jalan yang sama untuk menerbangkan tinggi garuda.